Koperasi Meskom Sejati Diduga Intimidasi Perkumpulan Petani Sawit Desa Jangkang

BENGKALIS, HARIANBERANTAS.ID– Ketegangan antara Koperasi Meskom Sejati (KMS) dan Perkumpulan Petani Sawit Desa Jangkang (P2SD) memuncak dalam pertemuan yang digelar pada Selasa, 18 Maret 2025 di Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis.

Dugaan intimidasi oleh pihak KMS terhadap P2SD terkait rencana kerjasama pengelolaan sawit ini memicu perdebatan sengit yang akhirnya berujung pada laporan ke aparat penegak hukum.

Ketua P2SD berinisial UD, mengungkapkan kepada media, bahwa ia merasa sangat kesal dengan tindakan AH, Sekretaris Tim Khusus KMS, yang mengajak P2SD untuk bergabung dalam pengelolaan sawit pada pertemuan pertama yang berlangsung pada 18 Februari 2025 lalu. Namun, UD menjelaskan bahwa tawaran tersebut ditolak karena ada ketidaksesuaian dalam isi surat fakta integritas yang disampaikan oleh pihak KMS. “Meskipun pihak koperasi mengajak kami untuk bergabung, ada beberapa poin dalam surat fakta integritas yang kami anggap tidak sesuai dan akhirnya menjadi alasan penolakan kami,” ujar UD.

Menurut UD, pihak KMS seharusnya mengirimkan pemberitahuan resmi melalui surat kepada pengurus dan anggota P2SD sebelum pertemuan tersebut. “Kami tidak keberatan untuk berkolaborasi, tetapi prosedurnya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kami seharusnya diberi informasi terlebih dahulu melalui surat,” tegasnya. Penolakan ini memicu ketegangan yang akhirnya berkembang menjadi perdebatan sengit antara kedua belah pihak.

Selain itu, UD menanggapi tuduhan yang mengaitkan P2SD dengan pencurian hasil panen sawit. “Selama dua puluh bulan ini kami menjalankan kewajiban kami. Jika kami salah, di mana letaknya? Dan jika ini memang milik Koperasi Meskom Sejati (KMS), apa dasar hukumnya?” lanjut UD.

UD juga menjelaskan bahwa P2SD telah membayar kewajiban mereka kepada seseorang berinisial MSS (anggota KMS) setiap bulan tanpa pernah melalaikan tanggung jawab tersebut. “Uang yang kami bayar diterima oleh MSS,” tambahnya.

Mengenai tuduhan tersebut, MSS yang terlibat dalam permasalahan ini, memberikan respons singkat, “Itu hak saya,” tegasnya. Meskipun balasan MSS terkesan singkat, hal tersebut semakin memanaskan suasana pertemuan yang telah berlangsung dengan ketegangan tinggi antara kedua belah pihak.

Ketegangan semakin memuncak, dan untuk menghindari perdebatan yang semakin memanas, pihak KMS memilih untuk mundur dan mencari titik aman. Meskipun demikian, mereka tetap membuka kemungkinan untuk melanjutkan pertemuan dan berdialog dengan P2SD. Hingga saat ini, belum ada kesepakatan yang tercapai antara kedua belah pihak. Namun, KMS tetap melaporkan kejadian ini ke pihak yang berwenang untuk penyelidikan lebih lanjut. Mereka juga menyatakan akan mencari solusi yang lebih aman untuk menyelesaikan permasalahan ini dan menghindari konflik yang semakin memanas.***(Za)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *