Jenazah Pekerja Diduga Kerap Diperlakukan Tidak Manusiawi oleh PT MMJ di Pulau Rupat

BENGKALIS, HARIANBERANTAS.ID- Tragedi tidak manusiawi dipertontonkan perusahaan PT. Marita Makmur Jaya (MMJ) yang membidangi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Dimana baru-baru ini jenazah pekerja tidak diperlakukan seperti manusia pada umumnya, setiap peti jenazah tenaga kerja diangkut dengan menggunakan alat berat atau Jonder dari rumah duka menuju tepi parit bendungan yang kemudian didorong didalam parit milik perusahaan untuk diseberangi untuk dipikul dengan jarak tempuh kurang lebih tiga (3) kilo meter hingga tujuan tempat pemakaman di tengah hutan.

Hal ini tu dikemukakan Ketua Investigasi (KI) Dewan Pimpinan Pusat LSM Komunitas Pemberantas Korupsi (KPK) pada media, Minggu (27/04/25).

Dikatakannya (Tehe), selama 3 hari berturut-turut, dan terakhir pada hari Rabu (26/04/2025) pekan lalu, April 2025, pihaknya menyaksikan langsung dua peti jenazah diangkut dengan menggunakan alat pelangsir tandan buah kelapa sawit milik PT. MMJ, dan satu peti jenazah bayi diangkut dengan sepeda motor milik keluarga duka menuju tempat pemakaman (kuburan) di tengah hutan.

Sadisnya kata Tehe, berhubung alat berat atau jonder tidak bisa melewati parit besar, peti jenazah didorong ke parit untuk diseberangi ke seberang parit yang kemudian, peti jenazah dipikul oleh sejumlah pekerja yang merupakan rekan kerja almarhum menuju kuburan sejauh kurang lebih 3 kilometer,” ujar Tehe

Bukti rekaman video yang diperolehnya, Tehe menjelaskan bahwa ada salah seorang tenaga kerja wanita yang diduga keluarga almarhum menyampaikan keluhannya dengan bahasa daerahnya jika ini pulau neraka sungguh sangat menderita.

“Melalui panggilan telpon saya telah menghubungi ketua RT 12 disana mempertanyakan terkait informasi yang kami terima, ternyata benar adanya kejadian tersebut. Ketua RT mengaku jika kuburan tempat biasa dimakamkannya tenaga kerja sangat tidak layak dan masalah ini sudah dilaporkan oleh RT bersangkutan ke Polsek dan juga kepada Bhabinkamtibmas agar tempat makam ini dibikin layak,” ungkap Tehe.

Kemudian RT tersebut menjelaskan kepada Tehe jika tempat pemakaman dengan ukuran luar 40 x 40 meter sangat tidak layak, bahkan karena semak atau hutan setiap digali untuk tempat tenaga kerja yang baru meninggal langsung jumpa tengkorak.

“Kalau tim bapak turun kesini saya siap mendampingi di perusahaan. Sebetulnya sudah banyak tim yang sudah menyelusuri namun tidak ada penyelesaian. Saya sudah sampaikan sama Bhabinkamtibmas kalau perusahaan tidak segera membangun jalan ke kuburan ini, akan saya sampaikan di media,” jelas Tehe menirukan ucapan RT 12/RW 06 Desa Darul Aman tersebut.

Berdasarkan fakta yang dimilikinya dan disaksikan Tehe dilapangan, bahwa pihak perusahaan sama sekali tidak peduli dengan ketiga mayat pekerjanya bahkan ada yang dimakamkan dimalam hari.

“Ironisnya, jenazah kedua tenaga kerja dimakamkan pada malam hari sekitar pukul 20.00 Wib dengan alasan alat berat/Jonder untuk mengantar jenazah ke kuburan sedang dipakai untuk mengangkut buah sawit dilokasi PT MMJ,” ungkap Tehe.

Bahkan saat Jenazah almarhum Arisman Zai (Pekerja dibidang Perawatan) diturunkan dari alat berat angkutan buah sawit milik/Jonder terpaksa peti jenazah didorong dalam parit, sehingga sejumlah orang pekerja terpaksa terjun ke parit mengangkat peti jenazah agar tidak tenggelam di air, kemudian jenazah dipikul ramai-ramai sejauh kurang lebih 3 kilometer menuju kuburan yang sekitar pukul 12.00 wib malam keluarga dan pendeta yang memakamkan jenazah baru pulang dari pemakaman, jelas Tehe.

Kemudian lanjut Tehe, keluarga almarhum Sokhi Atali Hulu terpaksa membawa jenazahnya ke dumai untuk dikuburkan disana. Sekitar pukul 19.00 wib malam sampai ditempat pemakaman di Dumai, berhubung alat berat terlambat mengakut jenazah ke tempat ambulance yang disewakan oleh keluarga korban.

Kepada media, Tehe Laia mengungkapkan pemilik PT MMJ beserta pemimpin dan pegawainya sangat keterlaluan dan tidak memiliki hati nurani, pemilik perusahaan tersebut tega memperlakukan mayat pekerjanya tidak manusiawi.

Padahal selama ini pemilik Perusahaan PT MMJ telah menikmati hasil keringat pekerja/almarhum sampai mati, dimana hati nurani pemilik perusahaan dan seluruh pejabat PT MMJ tersebut? Selama ini hanya menikmati hasil tenaga pekerja sementara kalau mati mayatnya dibiarkan dikubur ditengah hutan,” imbuh Tehe dengan nada Kesal.

Terpisah, sejumlah tenaga kerja di PT MMJ saat dikonfirmasi oleh awak media, Rabu (23/04/25) pekan lalu mengatakan, jika mereka sangat tersiksa bekerja disini, terutama penghasilan yang terkadang tidak cukup untuk biaya hidup keluarga, bahkan selalu berutang.

“Hasil kami selalu dipotong dikantor dengan alasan banyak sampah, buah mentah, padahal buah yang dianggap mentah oleh perusahaan digiling/diolah. Seharusnya buah yang dianggap mentah itu dikasi sama kami untuk kami jadikan brondolan, kemudian angkutan anak sekolah sangat tak layak menggunakan mobil angkutan buah, lebih menyedihkan lagi kalau ada yang meninggal dunia, jangankan dibantu oleh perusahaan angkutan dari tempat duka ke tempat pemakaman pakai Jonder seperti yang telah viral di Media sosial baru baru ini,” jelas sejumlah pekerja yang tidak ingin namanya ditulis oleh media ini.

Lebih lanjut, para pekerja dan kepala rombongan mengaku takut diusir apabila berani protes pemotongan hasil mereka termasuk hak-hak tenaga kerja yang sudah meninggal dunia dengan dikubur begitu saja tanpa mendapat perhatian dari perusahaan.

“Kami takut diusir pak jika kami memprotes kebijakan mereka, lalu nantinya kami kemana,” beber sejumlah pekerja tersebut dengan penuh kesedihan.

Menyikapi hal ini, pihak PT MMJ belum memberikan keterangan resmi terkait kasus kemanusiaan di perusahaan yang membidangi kelapa sawit tersebut hingga informasi ini terpublish***(Ns)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *