JAKARTA, HARIANBERANTAS– Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan konflik antarnegara merupakan ancaman nyata yang dapat terjadi sewaktu-waktu, termasuk di Indonesia. Dalam upacara penutupan Pendidikan Reguler LIII Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 24 Juni 2025, ia mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan nasional di tengah dinamika global yang kian tidak menentu.
“Potensi konflik antarnegara akan selalu ada dan perang bisa kapan saja terjadi di negara mana pun, termasuk di negara kita. Hal ini menepis pandangan bahwa pertahanan negara bukan hal yang prioritas. Justru sebaliknya, kita harus siap perang karena kita ingin damai,” kata Agus dalam keterangan resminya dikutip pada Kamis, 26 Juni 2025.
Kegiatan penutupan pendidikan ini menandai selesainya program strategis yang diikuti 212 perwira menengah dari TNI, Polri, serta militer negara sahabat. Program ini dirancang untuk mencetak kader pimpinan yang mampu menjawab tantangan pertahanan masa depan.
Lebih lanjut, Agus menyerukan perlunya kesadaran kolektif seluruh unsur bangsa dalam menjaga kedaulatan negara. “Semua elemen masyarakat, kementerian, dan lembaga harus sadar bahwa dalam situasi global yang tidak menentu, kita harus siap berperang untuk mempertahankan kedaulatan,” ujar dia.
Ia juga mendorong para perwira lulusan agar tidak ragu membawa pembaruan di tubuh militer, selama tetap berpijak pada nilai-nilai dasar TNI. “Jangan ragu untuk membawa inovasi selama tetap berpijak pada nilai-nilai dasar jati diri TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional. Para perwira harus berani mengubah pola pikir dan pola tindak,” tutur Panglima TNI.
Pernyataan Agus tersebut mencerminkan posisi TNI yang menaruh perhatian serius pada ketegangan geopolitik global, sekaligus memperkuat doktrin kesiapsiagaan sebagai bagian dari strategi pertahanan negara.
Salah satu konflik geopolitik yang paling menyita perhatian internasional adalah eskalasi antara Iran dan Israel. Setelah beberapa hari berperang, Iran dan Israel kini tengah menjalani gencatan senjata. Saling serang rudal untuk sementara berhenti, tapi masih banyak ketidakpastian soal konflik itu, termasuk apakah gencatan senjata akan mengarah pada perdamaian permanen***